BAB 10 DAN BAB 11 ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
1. Manusia dan Kegelisahan
A. Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenang
hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga
kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati
maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak
sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari
kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari – hari, kegelisahan juga diartikan
sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau
kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat
disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak
tercapai.
B. Sebab – Sebab Orang Gelisah
Apabila kita kaji, sebab – sebab orang gelisah adalah karena
pada hakekatnya orang takut kehilangan hak – haknya. Hal itu adalah akibat dari
suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
C. Usaha – Usaha Mengatasi
Kegelisahan
Mengatasi kegelisahan ini pertama – tama harus mulai dari diri
kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat
berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan
diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus
percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha
Pengampun.
D. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata ini berasal
dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang.
Sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari
yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal – hal yang
berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang
lain.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar
atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan
sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
E. Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau
lenggang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak
berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup
manusia. Lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus
penyebabnya.
Kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan dapat
disebabkan sikap buruk seperti sombong, angkuh, keras kepala, yang membuat
manusia diasingkan oleh kehidupan sosialnya.
F. Ketidak Pastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak
menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal
– usul yang jelas. Itu semua dapat disebabkan karena pola pikir yang kurang
bisa terfokus (konsentrasi).
Sebagai permisalan ketidak pastian adalah tentang kelulusan yang
terkadang dapat menyebabkan kegelisahan. Lulus dan tidak lulus bisa jadi faktor
yang menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian
dalam memprioritaskan kelulusan suatu jenjang pendidikan dapat merugikan ataupun
membuat karir terancam.
G. Sebab – Sebab Terjadi
Ketidak Pastian
Orang yang tidak bisa berpikir secara teratur, kurang bisa
mengambil kesimpulan. Bila ini terjadi, dalam berpikir manusia selalu menerima
rangsang – rangsang lain, sehingga kadang membuat jalan pikiran semakin menjadi
kacau oleh hal tersebut. Penyebab bisa berupa tanda – tanda obsesi, phobia,
delusi, kehilangan pengertian dan lain sebagainya.
Beberapa sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1.
Obsesi, merupakan gejala neurosa
jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus. Biasanya
tentang hal – hal yang kurang menyenangkan.
2.
Phobia, ialah rasa ketakutan yang tak
terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui
sebab – sebabnya.
3.
Kompulasi, ialah adanya keragu –
raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tidak
disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali – kali.
4.
Histeria, ialah neurosa jiwa yang
disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan,
kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri atau sugesti dari sikap orang
lain.
5.
Delusi, menunjukkan pikiran yang
mengalami kekacauan, yang disebakan oleh suatu keyakinan palsu, diluar akal
sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengang pengalaman.
6.
Halusinasi, ialah khayalan yang
terjadi tanpa rangsangan panca indera maupun dengan sugesti, seperti obat bius
atau minuman yang memabukkan.
Keadaan Emosi, dalam keadaan tertentu seseorang sangat
berpangaruh oleh emosinya. Sikap ini dapat berupa kesedihan menekan, tidak
bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau
berbicara, termenung, menyendiri.
MANUSIA DAN HARAPAN
1. Manusia dan Harapan
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti
keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut
permasalahan masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang
tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli
warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya, Budi hanya mampu
membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang
yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang akan berakibat menjadi
tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk merindukan bulan”,
walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan berkehandak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada
diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat
terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada
akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.
B. Apa Sebab Manusia Mempunyai
Harapan ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir
ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu
keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput
dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang
mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat
dan dorongan kebutuhan hidup.
1.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan
atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk itu semua.
2.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah
kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia
atau kebutuhan manuis itu ialah :
a) Kelangsungan hidup (survival)
b) Keamanan (safety)
c) Hak dan kewajiban mencintai dan
dicintai (be loving and love)
d) Diakui linkungan (status)
e) Perwujudan cita – cita (self
actualization)
C. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau
meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita
perhatikan :
·
Ia tidak percaya pada diri sendiri.
·
Saya tidak percaya ia berbuat seperti
itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
·
Bagaimana juga kita harus percaya
kepada pemerintah.
·
Kita harus percaya akan nasehat –
nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik
kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
D. Berbagai Kepercayaan Dan
Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat
dibedakan atas :
1.
Kepercayaan pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang, dirinya mampu mengerjakan
apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.
Kepercayaan kepada orang lain, dimana
orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai atau terhadap kebenaran
orang lain.
3.
Kepercayaan kepada pemerintah, karena
pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan kepentingan rakyat, sudah
seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai pemerintah / negara.
4.
Kepercayaan kepada Tuhan, merupakan
hal yang sangat penting percaya kepada Tuhan. Dikarenakan keberadaan manusia
yang tidak dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya
kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan
lingkungan. Usaha itu antara lain :
1.
Meningkatkan ketakwaan kita dengan
jalan meningkatkan ibadah.
2.
Meningkatkan pengabdian kita kepada
masyarakat.
3.
Meningkatkan kecintaan kita kepada
sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
4.
Mengurangi nafsu mengumpulkan harta
yang berlebihan.
5.
Menekan perasaan negatif seperti iri,
dengki, fitnah dan sebagainya
Studi Kasus
Ada seseorang pemuda dia bisa terbilang sangat bodoh, dan selalu
dijelek-jelekkan oleh teman-temannya. namun karena dia mempunyai harapan dan
tekat, “agar saya dapat menjadi siswa yang berprestasi” maka pemuda itu
menyusun rencana akan harapan dan mimpi-mimpinya, dan yang pasti harus berusaha
sebaik agar mendapat harapan yang diinginkan.
Jadi dari studi kasus diatas dapat disimpulkan bahwa setiap harapan yang
dimiliki manusia itu pasti akan tercapai tergantuing bagaimana manusia itu
berusaha untuk mewujudkannya. lingkungan sekitar dan niat didalam hatinya
itulah salah satu faktor yang bisa menyebabkan semua harapannya tercapai.jadi
berusahalah sekuat tenaga dan tetap berserah diri kepada yang kuasa maka segala
y=tujuan yang akan kita jalankan insyaallah akan tercapai.
Komentar
Posting Komentar