Hubungan Sistem Informasi Manajemen dengan Manajemen Layanan Sistem Informasi
KETERHUBUNGAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN DAN MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI
1.
Pendahuluan
Kecenderungan End User
Computing dipengaruhi oleh meningkatnya pengetahuan tentang komputer di
pihak pengguna seiring dengan peningkatan teknologi perangkat keras dan
perangkat lunak yang dapat digunakan.
Perkembangan sistem informasi yang semula berbasis client-server menjadi berbasis web yang
diproses disisi client , telah
melahirkan sikap penerimaan atau penolakan dari user dalam proses penggunaanya.
Dalam kerangka manajemen hubungan pelanggan, sistem informasi
yang penggunaanya relatif diterima oleh pengguna (pelanggan) akan meningkatkan
nilai layanan yang diberikan institusi dimata pelanggannya. Oleh karenanya
perlu diketahui bagaimana sikap dan perilaku yang dirasakan user terhadap sistem informasi yang
digunakan.
2.
Landasan
Teori
2.1
Sistem
Informasi
Data merupakan sebuah nilai atau keadaan yang berdiri sendiri
dan lepas dari konteks apapun. Sementara informasi adalah data yang telah
diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
Dengan melihat dari pengertian data dan informasi di atas,
Sistem Informasi dapat diartikan sebagai suatu alat untuk menyajikan informasi
dengan cara sedemikian rupa sehingga saling bermanfaat bagi penerimanya.
Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan para
perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi
subsistem perusahaan, dan menyajikan sinergi organisasi pada proses. (Al Fatta,
2007)
Sistem Informasi yang berbasis komputer yang biasa disebut
Sistem Informasi Manajemen dalam suatu organisasi terdiri dari
komponen-komponen sebagai berikut:
1.
Perangkat
Keras
Adalah Komponen untuk melengkapi kegiatan masukan,
proses, dan keluaran data.
2.
Perangkat
Lunak
Adalah program dan instruksi yang
diberikan ke komputer.
3.
Database
Adalah kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
4.
Telekomunikasi
Adalah komunikasi yang saling
menghubungkan antara pengguan sistem dengan sistem komputer secara bersama-sama
ke dalam suatu jaringan kerja.
5.
Manusia
Adalah personel dari sistem
informasi, meliputi manajer, analis, programmer, dan operator, serta tanggung
jawab terhadap perawatan sistem.
2.2
Karakter
Sistem Informasi
Sebuah sistem memiliki karateristik
ataupun sifat-sifat sebagai berikut (Jogiyanto, 1999) :
1.
Komponen
Sistem (System Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah
komponen yang saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem atau
elemen sistem dapat berupa suatu kesatuan subsistem atau bagian-bagian dari
sistem.
2.
Batas
Sistem (System Boundary)
Merupakan daerah yang membatasi
antara satu sistem dengan suatu sistem yang lain atau dengan lingkungan
luarnya.
3.
Lingkungan
Luar Sistem (System Environment)
Merupakan batas luar sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
4.
Penghubung
Sistem (System Interface)
Merukan media penghubung antar suatu
subsistem dengan subsistem yang lain dan memungkinkan sumber daya yang mengalir
dari suatu subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari suatu subsistem
akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui
penghubung.
5.
Masukkan
Sistem (System Input)
Masukkan dapat berupa masukkan
perawatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal iniput). Maintenance
input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat
beroperasi. Signal input adalah
energi yang diproses untuk subsistem yang lain.
6.
Pengelolahan Sistem (System Output)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu
bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran atau sistem itu
sendiri sebagai pengolahnya.
7. Sasaran Sistem (System Objectives)
Sasaran dari sistem sangat menentukan
sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
2.3
Sistem
Informasi Manajemen
Penerapan
sistem informasi manajemen ini menggunakan perangkat keras dan perangat lunak
komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan dan keputusan dan
sebuah database. Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan
piramida di mana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan
transaksi, penjelasan status, dan sebagainya.
Lapisan berikutnya terdiri dari
sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari; lapisan
ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perancanaan
taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen; dan lapisan
puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencaan dan
perumusan kebijaksanaan oleh tingkat puncak manajer.
Dengan demikian telah tergambar
kerangka gagasan suatu sistem informasi manajemen yang selanjutnya dapat
disimpulkan menurut Moekijat (1993) sebagai berikut : “ Sistem Informasi
Manajemen adalah jaringan prosedur pengolah data yang dapat dikembangkan dalam
suatu organisasi dan disatukan apabila perlu, dengan maksud memberikan kepada
manajemen setiap waktu diperlukan, baik data yang bersifat intern maupun yang
bersifat ekstern” .
Davis (2002) menyatakan bahwa, Sistem
Informasi Manajemen adalah sebuah sistem manusia/ mesin yang terpadu untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi.
Selanjutnya pengertian sistem
informasi manajemen juga dikemukakan oleh Mcleod dan Schell (2001) sebagai
berikut : “ Sistem Informasi Manajemen sistem yang berbasis komputer, jaringan
lainnya yang dapat menyediakan informasi bagi beberapa pemakai guna mendukung
fungsi-fungsi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan”.
Syamsi (2000) menyatakan bahwa sistem
informasi manajemen (SIM) merupakan jaringan sistem informasi yang dibutuhan
pimpinan dalam menjalakan tugasnya, terutama dalam pengambilan keputusan.
Amsyah (1997) menyatakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen merupakan cara-cara
mengelola pekerjaan informasi dengan menggunakan pendekatan sistem yang
berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen”.
Moekijat (2005) menyatakan Penerapan
Sistem Informasi Manajemen memiliki beberapa faktor yang akan mempengaruhi
kinerja pegawai yaitu : faktor teknis, operasional dan ekonomis. Menurut
Sutanta (2003) menyatakan tiap perusahaan memiliki suatu sistem untuk
mengumpulan dan memelihar data yang menjelaskan bahwa struktur organisasi
sebagian besar perusahaan memasukkan suatu unit sistem informasi manajemen yang
bertanggung jawab atas banyak kegiatan yang berhubungan dengan kinerja pegawai.
3.
Analisis
3.1
Tinjauan
Umum
Sistem Informasi (SI) dibidang
ekonomi memberikan kontribusi dalam menciptakan nilai tambah bagi organisasi
karena meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dilaksanakan
dengan tepat dan akurat. Sistem Informasi menawarkan sinergi dan efesiensi
informasi pada suatu organisasi (Dewett dan Jones, 2001). Sistem Informasi juga
menawarkan kemudahan komunikasi dengan memperendek jarak dan mempersingkat
waktu penyampaian informasi sehingga akan tercipta efesiensi komunikasi. Selain itu, akan meningkatkan efesiensi
pengambilan keputusan uang mencakup kemampuan untuk menyimpan dan memperoleh
informasi yang cepat, murah dan akurat. (Gupta et al, 2007) menyatakan bahwa
Sistem Informasi aan lebih mendorong pengaruh nilai-nilai budaya yang akan
meningkatkan efesiensi dana inovasi pada organisasi. Dengan adanya Sistem
Informasi maka oarganisasi akan menyediakan lebih banyak informasi yang
mendukung visi, misi, tujuan dan strategi organisasi sehingga karyawan dapat
mengembangkan dirinya.
Sehubungan dengan itu pemerintah
berupaya mewujudkan pelayanan yang memadai pada rakyat. Dalam sektor
pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan Sistem Informasi akan
mendorong aparatur pemerintah untuk meningkatkan kinerja birokrasi serta
perbaikan pelayanan menuju terciptanya pemerintah yang baik (good governance).
Kemajuan Sistem Informasi akan menciptakan tuntutan baru dari republik terhadap
pemerintah.
Penelitian Gupta et al (2007)
menemukan bukti empiris bahwa efektifitas Sistem Informasi pada organisasi sektor
publik ditentukan oleh beberapa faktor yaitu manajemen puncak, manajemen Sistem
Informasi, budaya organisasi, kepuasan pengguna dan penggunaan Sistem
Informasi.
Organisasi sektor publik berfungsi
memberikan pelayanan kepada masyarakat juga harus dapat menyediakan Sistem
Informasi yang bersifat interatif dan berorientasi pada Kebutuhan masyarakat (
Gupta et al 2007; Sutabri 2005).
Teori Dasar Efektifitas Sistem
Informasi
Sistem informasi merupakan kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah
rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi,
dan didistribusikan kepada para pemakai. Kriteria dari sistem informasi antara
lain, fleksibel, efektif dan efisien. Dengan aplikasi dari SI tersebut maka
organisasi akan lebih kompetitif karena akan mendapat banyak manfaat dari
kecanggihan SI. Theory of Reasoned Action(TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein
dan Azjen’s (1975) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan
perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan atau tindakan yang beralasan
dalam konteks penggunaan SI. Seseorang akan memanfaatkan SI dengan alasan bahwa
teknologi tersebut akan menghasilkan manfaat bagi dirinya. Selain itu
Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis (1989)
menawarkan sebagai landasan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai
perilaku pemakai dalam penerimaan dan penggunaan SI (Davis 1989; Davis et al
1989). TAM meyakini bahwa penggunaan SI akan meningkatkan kinerja atau
efektivitas individu atau organisasi, disamping itu penggunaan SI adalah mudah
dan tidak memerlukan usaha keras dari penggunanya.
Sistem Informasi pada Organisasi
Sektor Publik
Organisasi sektor publik merupakan
organisasi yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap
dengan aktivitas berupa pelayanan publik (public service) seperti dalam bidang
pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transportasi publik dan
penyediaan pangan (Bastian 2006). Untuk dapat meningkatkan pelayanan publik
tersebut maka sangat dibutuhkan SI. Sistem informasi dapat mendukung
keterpaduan sistem penyelenggaraan organisasi sektor publik melalui jaringan
sistem informasi on-lineantar instansi pusat dan daerah untuk mengakses seluruh
data dan informasi tertutama yang berhubungan dengan pelayanan publik.
Hansen dan Mowen (2006) menyatakan
bahwa dengan penggunaan SI sejumlah besar informasi yang berguna dapat
dikumpulkan dan dilaporkan kepada atasan dengan segera. Apa yang terjadi di
berbagai bagian dapat diketahui dalam sekejap. Ini memungkinkan organisasi
dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Hal ini juga tidak terkecuali
pada organisasi sektor publik.
Manajemen Puncak dan Efektivitas
Sistem Informasi
Keterlibatan manajemen puncak dalam
kesuksesan implementasi SI merupakan hal yang sangat penting. Keterlibatan
tersebut diharapkan akan membawa penggunaan SI secara efektif. Penelitian
Simatupang dan Akib (2007) menyatakan adanya pengaruh yang positif antara
kepemimpinan dan efektivitas organisasi. Pemimpin sangat berpengaruh terhadap
seluruh aspek dalam organisasi yang dipimpinnya termasuk penggunaan SI sebagai
sarana dalam menyelesaikan tugas.
Igbaria et al (1997) mengemukakan bahwa
terdapat adanya faktor internal organisasi yang mempengaruhi penggunaan SI
antara lain dukungan manajemen
(management support) yaitu tingkat dukungan secara umum yang diberikan
oleh manajemen puncak dalam suatu organisasi. Choe (1996) secara empiris
menguji bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh positif terhadap
efektivitas SI melalui berbagai macam kegiatan. Manajemen puncak bertanggung
jawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan penggunaan SI. Tingkat
dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi SI organisasi dapat menjadi
suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan
yang berkaitan dengan SI (Raghunathan dan Raghunathan 1988).
Gupta et al (2007) menyatakan
manajemen puncak dalam organisasi pemerintah diharapkan mempunyai pengaruh yang
lebih kuat dan lebih baik pada perencanaan dan impelementasi SI dimasa yang
akan datang. Hal ini didukung dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa
para pimpinan di pemerintah India sangat memperhatikan perkembangan penggunaan
SI pada bawahannya.
Manajemen Sistem Informasi dan
Efektivitas Sistem Informasi
Manajemen SI berpengaruh pada
efektivitas SI melalui fungsi penting seperti menetapkan arah bagi
kegiatan-kegiatan SI, menstrukturisasi departemen SI dan menetapkan staf
personil SI (Choe, 1996). Begitu pula menurut Soegiharto (2001) yang
berpendapat bahwa fungsi kunci dari manajemen SI berpengaruh terhadap
efektivitas SI sehingga apabila manajemen SI tidak dapat menjalankan tugasnya
dengan baik maka akan mengganggu semua proses dalam organisasi yang melibatkan
SI.
Gupta et al (2007) menyatakan bahwa
manajemen SI mempunyai hubungan positif signifikan terhadap efektivitas SI.
Manajemen SI yang efisien akan membantu organisasi meningkatkan efisiensi
operasionalnya, membantu menghasilkan keputusan yang tidak terstruktur dan
membantu pembuatan perencanaan strategis. Manajemen SI akan mempengaruhi
produktivitas organisasi karena kemajuan manajemen SI akan membawa manfaat
dengan menyediakan informasi untuk proses pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah dengan tepat waktu.
Kepuasan Pengguna dan Efektivitas
Sistem Informasi
Menurut Gupta et al (2007), kepuasan
pemakai dalam penggunaan SI digunakan sebagai suatu ukuran efektivitas SI.
Pengguna SI lebih dipengaruhi oleh staff SI dan pihak internal organisasi
dibandingkan dengan pihak eksternal organisasi. Kepuasan pengguna sangat
penting untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan ketelitian pembuatan
laporan organisasi. Efektivitas SI organisasi secara positif dihubungkan dengan
kepuasan pemakai.
Gupta et al (2007) menyatakan bahwa
kesuksesan SI dalam organisasi sejalan dengan kepuasaan pengguna SI tersebut.
Literatur-literatur yang ada menyatakan bahwa tolok ukur efektivitas SI dapat
dilihat dari kepuasan penggunanya.
Budaya Organisasi dan Efektivitas
Sistem Informasi
Penelitian Al-Gahtani (2004)
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara budaya organisasi dengan
penggunaan SI dimana suatu organisasi yang mempunyai kemampuan untuk mudah
mengadopsi teknologi baru maka organisasi tersebut cenderung akan mempunyai
tingkat penggunaan SI yang lebih efektif. Hal ini disebabkan karena organisasi
tersebut selalu mengikuti perkembangan SI terbaru untuk dapat meningkatkan
kinerja organisasi.
Menurut Holmes dan Marsden (1996)
dalam Gupta et al (2007), budaya organisasi mempunyaipengaruh terhadap
perilaku, cara kerja dan motivasi para manajemen puncak dan bawahannya untuk
mencapai kinerja organisasi. Penelitian Gupta et al (2007) dan Simatupang dan
Akib (2007) menemukan adanya pengaruh positif signifikan antara budaya
organisasi dan efektivitas SI.
Penggunaan Sistem Informasi dan
Efektivitas Sistem Informasi
Penelitian Gupta et al (2007) yang
menyatakan adanya hubungan positif signifikan antara penggunaan SI dengan
efektivitas SI. Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa kondisi–kondisi yang
memfasilitasi penggunaan SI akan mempengaruhi karyawan. Karyawan akan
menggunakan SI apabila organisasi menyediakan berbagai fasilitas yang akan
mempermudah mereka dalam menggunakan SI. Hal ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Handayani (2007).
Soegiharto (2001) juga menyatakan
bahwa efektivitas SI akan terbentuk apabila suatu organisasi memiliki program
pelatihan dan pendidikan. Pelatihan dan pendidikan yang diberikan kepada
karyawan merupakan transfer pengetahuan tentang SI kepada karyawan sehingga
diharapkan dapat membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaaan. Pelatihan dan pendidikan
yang berhubungan dengan software komputer, pemeliharaan, dokumentasi, dan dukungan
vendor dapat meningkat efektivitas SI. Oleh karena itu untuk dapat mencapai
efektivitas SI dalam organisasi maka pengguna SI harus dilibatkan dalam
pengembangan SI itu sendiri. Selain itu pengguna SI diharapkan mempunyai latar
belakang tehnik sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam
penggunaan SI. Hal ini konsisten dengan penelitian Gupta et al (2007) yang
menyatakan adanya hubungan positif signifikan antara penggunaan SI dengan
efektivitas SI.
Referensi
Komentar
Posting Komentar