Evolutionary Computing (Algoritma Genetika)
MAKALAH
PENGETAHUAN TEKNOLOGI SISTEM CERDAS
“ EVOLUTIONARY COMPUTING MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA “
PENYUSUN
KELOMPOK 5 :
RULLY 19114850
SYAGIFUL FATHAYATIH 1A114570
WINA ZHAFIRAH MUMTAZ 1C114254
YACOBUS KOKA 1C114340
ZAKY MUHAMMAD 1C114650
3KA13
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2016/2017
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI .............................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 3
1.4 Tujuan Masalah ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 4
2.1 Algoritma Genetika ............................................................................... 4
2.2 Perkembangan Metode Penjadwalan .................................................... 18
BAB III PENUTUP .................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 20
3.2 Saran ..................................................................................................... 20
REFERENSI ............................................................................................... 21
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 12 Desember 2016
Penyusun Kelompok 5
ABSTRAKSI
ABSTRAK
KELOMPOK 5, KELAS 3KA13
TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM INFORMASI
Makalah Pengetahuan Teknologi Sistem Cerdas, Universitas Gunadarma, 2016
Kata Kunci : Algoritma Genetika, Evolusi Computing
Pokok pembahasan dalam makalah ini adalah menjelaskan perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi dalam bidang transportasi. Pada proses pembuatannya dibutuhkan rancangan awal pembuatan makalah ini yang disajikan melalui pengertahuan tentang algorima genetika. Perkembang evolutionary computing sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sekarang. Algoritma genetika yang merupakan salah satu bagian dari evolutionary computing merupakan salah satu metode untuk membantu dalam berbagai masalah dengan mencari solusi melalui pendekatan optimum. Dengan makalah ini, diharapkan memperbanyak pengetahuan tentang algoritma genetika.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan. Lebih dari itu, komputer diharapkan dapat digunakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, industri, dan kehidupan sehari-hari sehingga peran komputer dan manusia akan saling melengkapi. Beberapa hal yang menjadi kekurangan manusia diharapkan dapat digantikan oleh komputer. Begitu juga dengan komputer yang tak akan berguna tanpa sentuhan manusia.
Dalam dunia komputer dan informatika adanya suatu ilmu dengan ide-ide untuk dapat membuat komputer menjadi lebih cerdas, ilmu tersebut dinamakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Pengertian dari Artificial Intelligence ini sendiri adalah bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia bahkan bisa lebih baik daripada yang dilakukan manusia, dengan mengimplementasikannya dalam sebuah program.
Dalam Artificial Intelligence adanya istilah soft computing yaitu inovasi baru dalam membangun sistem cerdas dimana sistem ini memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan. Untuk mengoperasikan soft computing perlu diketahui metodologi-metodologinya dimana salah satunya adalah Evolutionary Computing (optimasi) yang menggunakan Algoritma Genetika. Jadi dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Algoritma Genetika merupakan evolusi/perkembangan dunia komputer dalam bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
Algoritma Genetika terinspirasi dari teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu makhluk dipengaruhi aturan bahwa yang kuat adalah yang menang. Algoritma Genetika merupakan algoritma pencarian hasil terbaik yang berdasarkan atas perkawinan dan seleksi gen secara alami. Untuk lebih memahami tentang Algoritma Genetika, terlebih dahulu harus memahami konsep genetika (rekayasa genetika). Pengertian dari rekayasa genetika adalah penerapan genetikauntuk kepentingan manusia, kegiatannya melalui seleksi dalam populasi, penerapan mutasi buatan dan perkawinan silang antara individu yang satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan individu baru.
Algoritma Genetika menggunakan istilah gen dalam menyimpan informasi, dimana gen merupakan struktur paling sederhana pada Algoritma Genetika. Solusi optimal direpresentasikan sebagai untaian gen yang disimpan dalam stukutur data yaitu kromosom. Kromosom merupakan material yang membawa bahan terwariskan dari gen.
Proses pencarian solusi dilakukan dengan cara melakukan operasi terhadap kromosom yaitu rekombinasi kromosom yang dilakukan dengan persilangan dan mutasi dengan tujuan untuk memperoleh kromosom anak. Hal ini juga telah menjelaskan tentang konsep genetika. Algoritma Genetika pertama kali dikembagkan oleh John Holland dari Michigan University pada tahun 1975 dengan tujuan untuk meneliti proses adaptasi dari sistem alam serta mendesain perangkat lunak yang memiliki kecerdasan buatan dengan mencontoh mekanisme sistem alam. Algoritma Genetika banyak digunakan untuk proses optimasi.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah penerapan Algoritma Genetika untuk menyelesaikan masalah serta penjelasan teknik tentang Algoritma Genetika untuk menghasilkan rute terbaik yang optimal.
1.3 Tujuan Penelitian
Memapakarman penjelasan tentang Algoritma Genetika dalam menyelesaikan masalah dan menjelaskan teknik-teknik dalam Algoritma Genetika.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Algoritma Genetika
Evolutionary Algorithm merupakan terminologi umum yang menjadi payung bagiempat istilah : algoritma genetika (geneticalgorithm), pemrogramangenetika (genetic programming), strategi evolusi (evolution strategies), dan pemrograman evolusi (evolutionary programming). Tetapi, jenis evolutionary algorithm yang paling populer dan banyak digunakan adalah algoritma genetika (genetic algorithm).
Algoritma genetika merupakan evolusi/ perkembangan dunia komputer dalam bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence). Sebenarnya kemunculan algoritma genetika ini terinspirasi oleh teori evolusi Darwin (walaupun pada kenyatanya teori tersebut terbukti keliru) dan teori-teori dalam ilmu biologi, sehingga banyak istilah dan konsep biologi yang digunakan. Karena itu sesuai dengan namanya, proses-proses yang terjadi dalam algoritma genetika sama dengan apa yang terjadi pada evolusi biologi.
Algoritma genetika merupakan teknik pencarian nilai optimum secara stochastic berdasarkan mekanisme seleksi alam. Algoritma genetika berbeda dengan teknik konvergensi konvensional yang lebih bersifat deterministik. Metodenya sangat berbeda dengan kebanyakan algoritma optimasi lainnya, yaitu mempunyai ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Menggunakan hasil pengkodean dari parameter, bukan parameter itu sendiri.
b. Bekerja pada populasi bukan pada sesuatu yang unik.
c. Menggunakan nilai satu-satunya pada fungsi dalam prosesnya. Tidak mengunakan fungsi luar atau pengetahuan luar lainnya.
d. Menggunakan fungsi transisi probabilitas, bukan sesuatuyang pasti.
2.1.1 Sejarah Singkat Algoritma Genetika
Awal sejarah perkembangan dari algoritma genetika (genetic algorithm) dimulai pada tahun 1960. Pada waktu itu, I. Rochenberg dalam bukunya yang berjudul “Evolution Strategies” mengemukakan tentang evolusi komputer (computer evolutionary) yang kemudian dikembangkan oleh peneliti lain. Algoritma genetika sendiri pertama kali dikembangkan oleh John Holland pada tahun 1970-an di New York Amerika Serikat yang dikembangkan bersama mahasiswa dan rekan-rekannya. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan adanya buku yang dibuat oleh Holland dengan judul “Adaptation in Natural and Artificial System” yang diterbitkanpada tahun 1975.
Lalu tujuh belas tahun kemudian, John Koza melakukan penelitian suatu program yang berkembang dengan menggunakan algoritma genetika. Program yang dikenal dengan sebutan metode “Genetic Programming” tersebut dibuat menggunakan LISP (bahasa pemrogramannya dapat dinyatakan dalam bentuk parse tree yaitu objek kerjanya pada algoritma genetika). Sampai sekarang algoritma genetika ini terus digunakan untuk memecahkan permasalahan yang sulit dipecahkan dengan menggunakan algoritma konvensional.
2.1.2 Aplikasi Algoritma Genetika
Sejak pertama kali dirintis oleh John Holland pada tahun 1960-an, algoritma genetika telah dipelajari, diteliti, dan diaplikasikan secara luas pada berbagai bidang. Algoritma genetika banyak digunakan pada masalah praktis yang berfokus pada pencarian parameter-parameter optimal. Hal ini membuat banyak orang mengira bahwa algoritma genetika hanya bisa digunakan untuk masalah optimasi. Pada kenyataannya, algoritma juga memiliki performansi yang bagus untuk masalah-masalah selain optimasi.
Keuntungan penggunaan algoritma genetika sangat jelas terlihat darikemudahan implementasi dan kemampuannya untuk menemukan solusi yangbagus (bisa diterima) secara cepat untuk masalah-masalah berdimensi tinggi. Algoritma genetika sangat berguna dan efisien untuk masalah-masalah dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Ruang masalah sangat besar, kompleks, dan sulit dipahami.
b. Kurang atau bahkan tidak ada pengetahuan yang memadai untuk merepresentasikan masalah ke dalam ruang pencarianyang lebih sempit.
c. Tidak tersedianyaanalisis matematikayang memadai.
d. Ketika metode-metode konvensional sudah tidak mampu meyelesaikan masalah yang dihadapi.
e. Solusi yang diharapkan tidak harus paling optimal, tetapi cukup bagus atau bisa diterima.
f. Terdapat batasan waktu, misalnya real time systematau sistem waktu nyata.
Algoritma genetika sudah banyak diaplikasikan untuk penyelesaian masalah dan pemodelan dalam bidang teknologi, bisnis, dan entertainment, seperti :
1) Optimasi
Algoritma genetika untuk optimasi numerik dan optimasi kombinatorial seperti Traveling Salesman Problem (TSP), perancangan Integrated Circuit atau IC, Lob Shop Scheduling, optimasi video dan suara.
2) Pemrograman Otomatis
Algoritma genetika telah digunakan untuk melakukan proses evolusi terhadap program komputer untuk merancang struktur komputasional, seperti cellular automatadan sorting network.
3) Machine Learning
Algoritma genetika telah berhasil diaplikasikan untuk memprediksi struktur protein, dan berhasil diaplikasikan dalam perancangan neural networks (jaringan syaraf tiruan) untuk melakukan proses evolusi terhadap aturan-aturan pada learning classifier system atau symbolic production system, juga digunakan untuk mengontrol robot.
4) Model Ekonomi
Algoritma genetika telah digunakan untuk memodelkan proses-prosesinovasi dan pembangunan bidding strategies.
5) Model Sistem Imunisasi
Algoritma genetika telah berhasil digunakan untuk memodelkan berbagai aspek pada sistem imunisasi alamiah, termasuk somatic mutation selama kehidupan individu dan menemukan keluarga dengan gen ganda (multi-gene families) sepanjang waktu evolusi.
6) Model Ekologis
Algoritma genetika berhasil digunakan untuk memodelkan fenomena ekologis seperti host-parasite co-evolutions, simbiosis, dan aliran sumber daya dalam ekologi.
2.1.3 Proses Algoritma Genetika
Algoritma genetika adalah algoritma pencarian yang berdasarkan pada mekanisme sistem natural yakni genetik dan seleksi alam. Dalam aplikasi algoritma genetik, variabel solusi dikodekan ke dalam struktur string yang merepresentasikan barisan gen, yang merupakan karakteristik dari solusi problem. Berbeda dengan teknik pencarian konvensional, algoritma genetik berangkat dari himpunan solusi yang dihasilkan secara acak. Himpunan ini disebut populasi.
Sedangkan setiap individu dalam populasi disebut kromosom yang merupakan representasi dari solusi. Kromosom-kromosom berevolusi dalam suatu proses iterasi yang berkelanjutan yang disebut generasi. Pada setiap generasi, kromosom dievaluasi berdasarkan suatu fungsi evaluasi. Setelah beberapa generasi maka algoritma genetik akan konvergen pada kromosom terbaik, yang diharapkan merupakan solusi optimal.
Algoritma genetika adalah algoritma pencarian hasil yang terbaik, yang didasarkan pada perkawinan dan seleksi gen secara alami. Kombinasi perkawinan ini dilakukan dengan proses acak (random). Dimana struktur gen hasil proses perkawinan ini, akan menghasilkangen inovatif untuk diseleksi.
Dalam setiap generasi, ciptaan buatan yang baru (hasil perkawinan), diperoleh dari bit-bit dan bagian-bagian gen induk yang terbaik. Diharapkan dengan mengambil dari gen induk yang terbaik ini diperoleh gen akan yang lebihbaik lagi. Meskipun pada kenyataannya tidak selalu tercipta gen anak yang lebih baik dari induknya. Ada kemungkinan lebih baik, sama baiknya, atau bahkan mungkin lebih buruk. Tujuan dari algoritma genetika ini adalah menghasilkan populasi yang terbaik dari populasi awal. Sedangkan keuntungan dari algoritma genetika adalah sifat metoda pencariannya yang lebih optimal, tanpa terlalu memperbesar ruang pencarian.
Dalam menyusun suatu algoritma genetika menjadi program, maka diperlukan beberapa tahapan proses, yaitu proses pembuatangenerasi awal, proses genetika, proses seleksi, dan pengulangan proses sebelumnya.
Gambar Flowchart Proses Algoritma Genetika
Pada algoritma genetika ini terdapat beberapa definisi penting yang harus dipahami sebelumnya, yaitu :
a. Gen
Gen merupakan nilai yang menyatakan satuan dasar yang membentuk suatu arti tertentu dalam satu kesatuan gen yang dinamakan kromosom
b. Kromosom / Individu
Kromosom merupakan gabungan dari gen-gen yang membentuk nilai tertentu dan menyatakan solusi yang mungkin dari suatu permasalahan.
c. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan individu yang akan diproses bersama dalam satu satuan siklus evolusi.
d. Fitness
Fitness menyatakan seberapa baik nilai dari suatu individu yang didapatkan.
e. Seleksi
Seleksi merupakan proses untuk mendapatkan calon induk yang baik.
f. Crossover
Crossover merupakan proses pertukaran atau kawin silang gen-gen dari dua induk tertentu.
g. Mutasi
Mutasi merupakan proses pergantian salah satu gen yang terpilih dengan nilai tertentu.
h. Generasi
Generasi merupakan urutan iterasi dimana beberapa kromosom bergabung.
i. Offspring
Offspring merupakan kromosom baru yang dihasilkan.
Untuk menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan Algoritma Genetika, perlu diketahui beberapa macam encoding guna menentukan operator crossover dan mutasi yang akan digunakan. Encoding tersebut tergantung pada permasalahan apa yang diangkat. Beberapa macam encoding akan dijelaskan di bawah ini :
1) Binary Encoding
Encoding jenis ini sering digunakan. Kromosom dari binary encoding ini berupa kumpulan dari nilai biner 0 dan 1.
Contohnya:
Chromosome1 1101100100110110
Chromosome2 1101011000011110
Dalam Binary Encoding memungkinkan didapatkan kromosom dengan nilai allele yang kecil, tetapi kekurangannya tidak dapat digunakan untuk beberapa permasalahan dan terkadang diperlukan adanya koreksi setelah proses crossover dan mutasi. Salah satu permasalahan yang menggunakan encoding adalah menghitung nilai maksimal dari suatu fungsi.
2) Permutation Encoding
Kromosom dari permutation encoding ini berupa kumpulan dari nilai integer yang mewakili suatu posisi dalam sebuah urutan. Biasanya digunakan pada permasalahan TSP (Travelling Salesman Problem).
Contohnya:
Chromosome 1 1 4 7 9 6 3 5 0 2 8
Chromosome 2 9 3 2 5 8 1 6 0 4 7
3) Value Encoding
Kromosom dari value encoding berupa kumpulan dari suatu nilai, yang bisa berupa macam-macam nilai sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, seperti bilangan real, char atau objek yang lain. Encoding ini merupakan pilihan yang bagus untuk beberapa permasalahan khusus, biasanya diperlukan metode khusus untuk memproses crossover dan mutasinya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Contohnya:
Chromosome 1 A B E D B C A E D D
Chromosome 2 N W W N E S S W N N
4) Tree Encoding
Tree Encoding biasanya digunakan pada genetic programming. Kromosom yang digunakan berupa sebuah tree dari beberapa objek, seperti fungsi atau command pada genetic programming.
2.1.3.1 Membuat Generasi Awal
Pendefinisian individu merupakan proses pertama yang harus dilakukan dalam Algoritma Genetika yang menyatakan salah satu solusi yang mungkin dari suatu permasalahan yang diangkat. Pendefinisian individu atau yang biasa disebut juga merepresentasikan kromosom yang akan diproses nanti, dilakukan dengan mendefinisikan jumlah dan tipe dari gen yang digunakan dan tentunya dapat mewakili solusi permasalahan yang diangkat.
Proses pembuatan generasi awal dilakukan dengan membangkitkan populasi secara acak, dimana populasi tersebut berisi beberapa kromosom yang telah didefinisikan sebelumnya. Dalam proses ini perlu diperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menunjukkan suatu solusi dari permasalahan dan jumlah kromosom yang digunakan dalam satu populasi. Jika kromosom yang digunakan terlalu sedikit, maka individu yang dapat digunakan untuk proses crossover dan mutasi akan sangat terbatas, sehingga menyia-nyiakan proses yang ada. Tetapi jika jumlah kromosom yang digunakan terlalu banyak, akan memperlambat proses algoritma genetika yang dilakukan. Jumlah kromosom yang dianjurkan lebih besar dari jumlah gen yang ada dalam satu kromosom, tetapi juga harus disesuaikan dengan permasalahan, apabila jumlah gennya terlalu banyak, tidak juga dianjurkan seperti itu.
Pertama, dibentuk sebuah populasi untuk sejumlah gen. Susunan gen ini terbentuk dari kromosom yang disusun membentuk suatu string. Nilai string dibentuk secara random dengan memilih setiap kromosom dengan kode tertentu secara random pada string. Setiap string didekodekan menjadi satu set parameter yang dapat mewakilinya. Parameter ini merupakan model numerik ruang permasalahan. Model numerik ini memberikan pemecahan berdasarkan masukan parameter.
Sebagai dasar kualitas pemecahan, setiap string diberi nilai fitness. Dengan nilai fitness tersebut, operasi genetika (kawin silang, dan mutasi) dipergunakan untuk menciptakan generasi baru string. Set string baru tersebut didekodekan dan dievaluasi lagi, sampai generasi string yang baru terbentuk kembali. Proses ini diulang-ulang sampai sejumlah inputan generasi dari user.
2.1.3.2 Proses Seleksi
Operasi seleksi dilakukan dengan memperhatikan fitness dari tiap individu, manakah yang dapat dipergunakan untuk generasi selanjutnya. Seleksi ini digunakan untuk mendapatkan calon induk yang baik, semakin tinggi nilai fitnessnya maka semakin besar juga kemungkinan individu tersebut terpilih. Terdapat beberapa macam cara seleksi untuk mendapatkan calon induk yang baik, diantaranya adalah seleksi roulette wheel, steady state, tournament dan rank. Proses seleksi yang biasa digunakan adalah mesin roulette (roulette wheel).
Beberapa penjelasan tentang keempat metode seleksi di atas adalah sebagai berikut :
1) Roulette Wheel
Calon induk yang akan dipilih berdasarkan nilai fitness yang dimilikinya, semakin baik individu tersebut yang ditunjukkan dengan semakin besar nilai fitnessnya akan mendapatkan kemungkinan yang lebih besar untuk terpilih sebagai induk. Misalkan saja roulette wheel merupakan tempat untuk menampung seluruh kromosom dari tiap populasi, maka besarnya tempat dari roulette wheel tersebut menunjukkan seberapa besar nilai fitness yang dimiliki oleh suatu kromosom, semakin besar nilai fitness tersebut, maka semakin besar pula tempat yang tersedia. Ilustrasinya dapat digambarkan sebagai berikut :
2) Steady State
Metode ini tidak banyak digunakan dalam proses seleksi karena dilakukan dengan mempertahankan individu yang terbaik. Pada setiap generasi, akan dipilih beberapa kromosom dengan nilai fitnessnya yang terbaik sebagai induk, sedangkan kromosom-kromosom yang memiliki nilai fitness terburuk akan digantikan dengan offspring yang baru. Sehingga pada generasi selanjutnya akan terdapat beberapa populasi yang bertahan.
3) Tournament
Dalam metode seleksi tournament sejumlah n individu dipilih secara acak dan kemudian menentukan fitnessnya. Kebanyakan metode seleksi ini digunakan pada binary, dimana hanya dua individu yang dipilih.
4) Rank
Seleksi ini memperbaiki proses seleksi yang sebelumnya yaitu roulette wheel karena pada seleksi tersebut kemungkinan salah satu kromosom mempunyai nilai fitness yang mendominasi hingga 90% bisa terjadi, sehingga nilai fitness yang lain akan mempunyai kemungkinan yang sangat kecil sekali untuk terpilih. Sehingga dalam seleksi rank, dilakukan perumpamaan sesuai dengan nilai fitnessnya, nilai fitness terkecil diberi nilai 1, yang terkecil kedua diberi nilai 2, dan begitu seterusnya sampai yang terbagus diberi nilai N (jumlah kromosom dalam populasi). Nilai tersebut yang akan diambil sebagai presentasi tepat yang tersedia. Ilustrasinya dapat dilihat seperti pada gambar berikut :
2.1.3.3 Proses Regenerasi
Dalam proses regenerasi ini dilakukan tiga buah proses utama yang dipilih secara acak untuk setiap generasi. Namun pemilihan secara acak ini berdasarkan persentase tertentu. Ketiga proses tersebut adalah mutasi, kawin silang, atau reproduksi. Dari ketiga proses ini prosentase kemungkinan proses tersebut dijalankan terhadap suatu generasi adalah sama. Karena masing-masing proses mempunyai kemungkinan menghasilkan gen terbaik. Sekalipun dalam proses regenerasi tidak dibawa sifat gen induknya, namun ada kemungkinan menghasilkan gen terbaik. Kemudian dilakukan proses seleksi dan pengulangan proses regenerasi sejumlah generasi.
2.1.3.4 Proses Mutasi
Mutasi juga merupakan salah satu operator penting dalam algoritma genetika selain crossover. Metode dan tipe mutasi yang dilakukan juga tergantung pada encoding dan permasalahan yang diangkat. Berdasarkan encodingnya terdapat beberapa macam, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Binary Encoding
Melakukan inversi pada bit yang terpilih, 0 menjadi 1 dan sebaliknya, 1 menjadi 0.
Contoh : 11001001 => 10001001
2) Permutation Encoding
Memilih dua nilai dari gen dan menukarnya.
Contoh : ( 1 2 3 4 5 8 9 7 ) => ( 1 8 3 4 5 6 2 9 7 )
Beberapa operator mutasi telah diciptakan untuk representasi permutasi, seperti metode inversion, insertion, displacement, dan reciprocal exchange mutation.
a. Inversion Mutation
Inversion mutation memilih dua posisi dalam sebuah kromosom dengan cara acak dan kemudian menginversikan substring di antara dua posisi tersebut.
b. Insertion Mutation
Insertion Mutation memilih sebuah gen dengan cara acak dan memasukkan ke dalam kromosom dengan cara acak pula.
c. Displacement Mutation
Displacement Mutation memilih sebuah sub/sekelompok gen dengan cara acak kemudian memasukkan ke dalam kromosom dengan cara acak.
d. Reciprocal Exchange Mutation (REM)
Reciprocal Exchange Mutation memilih dua posisi secara acak, kemudian menukar dua gen dalam posisi tersebut.
3) Value Encoding
Menentukan sebuah nilai kecil yang akan ditambahkan atau dikurangkan pada
salah satu gen dalam kromosom.
Contoh : ( 1.29 5.68 2.86 4.11 5.55 ) => ( 1.29 5.68 2.73 4.22 5.55 )
4) Tree Encoding
Node yang terpilih akan diubah. Karena proses mutasi juga merupakan salah satu operator dasar dalam algoritma genetika, sehingga sama dengan crossover, mutasi juga memerlukan probabilitas dengan proses yang sama seperti pada probabilitas crossover. Individu dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari probabilitas yang telah ditentukan yang akan melewati proses mutasi. Nilai probabilitas mutasi ini menunjukkan seberapa sering gen tertentu dari kromosom yang telah diproses dengan crossover akan melewati mutasi. Jika tidak ada proses mutasi, maka offspring yang dihasilkan akan sama dengan hasil individu setelah proses crossover, tanpa ada perubahan sedikitpun. Proses mutasi ini biasanya dilakukan untuk mencegah terjadinya local optimum, proses mutasi ini sebaiknya tidak terlalu sering dilakukan karena proses algoritma genetika akan cepat berubah menjadi random search. Pada probabilitas mutasi, jika terlalu rendah akan mengakibatkan banyak gen yang berguna tidak sempat untuk dimanfaatkan dan jika terlalu besar akan menyebabkan offspring kehilangan sifat dari induknya dan tidak akan dapat memanfaatkan lagi proses evolusi alamiah.
2.1.3.5 Proses Kawin Silang
Proses kawin silang (crossover) adalah salah satu operator penting dalam algoritma genetika, metode dan tipe crossover yang dilakukan tergantung dari encoding dan permasalahan yang diangkat. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk melakukan crossover sesuai dengan encodingnya yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Binary Encoding
a. Crossover Satu Titik
Memilih satu titik tertentu, selanjutnya nilai biner sampai titik crossovernya dari induk pertama digunakan dan sisanya dilanjutkan dengan nilai biner dari induk kedua.
Contoh :
11001011 + 11011111 = 11001111
b. Crossover Dua Titik
Memilih dua titik tertentu, lalu nilai biner sampai titik crossover pertama pada induk pertama digunakan, dilanjutkan dengan nilai biner dari titik pertama sampai titik kedua dari induk kedua, kemudian sisanya melanjutkan nilai biner dari titik kedua pada induk pertama lagi.
Contoh :
11001011 + 11011111 = 11011111
c. Crossover Uniform
Nilai biner yang digunakan dipilih secara random dari kedua induk.
Contoh :
11001011 + 11011101 = 11011111
d. Crossover Aritmatik
Suatu operasi aritmetika digunakan untuk menghasilkan offspring yang baru.
Contoh :
11001011 + 11011111 = 11001001 (AND)
2) Permutation Encoding
Memilih satu titik tertentu, nilai permutasi sampai titik crossover pada induk pertama digunakan lalu sisanya dilakukan scan terlebih dahulu, jika nilai permutasi pada induk kedua belum ada pada offspring nilai tersebut ditambahkan.
Contoh :
(123456789) + (453689721) = 12345689
3) Value Encoding
Semua metode crossover pada binary crossover bisa digunakan.
4) Tree Encoding
Memilih satu titik tertentu dari tiap induk, dan menggabungkan tree dibawah titik pada induk pertama dan tree di bawah titik pada induk kedua.
2.1.3.6 Kondisi Berhenti
Offspring merupakan kromosom baru yang dihasilkan setelah melalui prosesproses di atas. Kemudian pada offspring tersebut dihitung fitnessnya apakah sudah optimal atau belum, jika sudah optimal berarti offspring tersebut merupakan solusi optimal, tetapi jika belum optimal maka akan diseleksi kembali, begitu seterusnya sampai terpenuhi kriteria berhenti.
2.2 Perkembangan Metode Penjadwalan
Sekarang ini banyak ditemukan metode dan algoritma-algoritma yang dibuat untuk tujuan memecahkan persoalan-persoalan yang ada. Kemudian pada perkembangannya metode atau algoritma tersebut mulai diterapkan untuk memecahkan persoalan penjadwalan, antara lain algoritma semut atau Ant Colony Optimization (ACO) dengan pendekatan Max Min Ant System (MMAS), Taboo Search, dan teknik pewarnaan graf (Coloring Graph).
2.2.1 Ant Colony Optimization
Ant Colony Optimization (ACO) terinspirasi oleh koloni-koloni semut dalam mencari makan. Semut-semut tersebut meninggalkan zat (pheromone) di jalan yang mereka lalui. Algoritma ACO ini merupakan algoritma pencarian berdasarkan probabilistik berbobot, sehingga butir pencarian dengan bobot yang lebih besar akan berakibat memiliki kemungkinan terpilih yang lebih besar pula.
2.2.2 Tabu Search
Tabu Search adalah salah satu metode metaheuristik yang dipergunakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan optimasi global. Tabu Search merupakan suatu teknik optimasi yang menggunakan short-term memory untuk menjaga agar proses pencarian tidak terjebak pada nilai optimum lokal. Metode ini menggunakan Tabu List untuk menyimpan sekumpulan solusi yang baru saja dievaluasi. Selama proses optimasi, pada setiap iterasi solusi yang akan dievaluasi akan dicocokkan terlebih dahulu dengan isi Tabu List untuk melihat apakah solusitersebut sudah ada pada Tabu List. Apabila solusi tersebut sudah ada, maka akan dievaluasi lagi pada iterasi berikutnya. Kemudian bila sudah tidak ada lagi solusi yang menjadi anggota Tabu List, maka nilai terbaik yang baru saja diperoleh merupakan solusi yang sebenarnya.
2.2.3 Coloring Graph
Teknik pewarnaan graf merupakan salah satu subjek yang menarik dan terkenal dalam bidang graf. Teori-teori mengenainya telah banyak dikembangkan dan berbagai algoritma dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing telah dibuat untuk menyelesaikannya. Aplikasi dari teknik ini juga telah banyak diterapkan di berbagai bidang, salah satunya adalah membuat jadwal. Perencanaan jadwal disini khususnya diterapkan pada pekerjaan-pekerjaan atau hal-hal yang saling terkait, misalnya hal-hal yang berlangsung pada waktu yang sama, atau pekerjaan yang menggunakan sumber daya yang sama, dan sebagainya. Teknik pewarnaan graf akan membuat jadwal kerja yang dapat menghasilkan hasil yang maksimum dengan cara yang paling efisien .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut, yaitu :
1. Algoritma genetika menggunakan cara kerja berdasarkan pada seleksi dan genetika alam, mengikuti prinsip seleksi alam yaitu “siapa yang kuat, dia yang bertahan
(survive)”.
2. Algoritma genetika memiliki komponen utama yaitu teknik pengkodean, prosedur inisialisasi, fungsi evaluasi, seleksi, operator genetika dan penetuan parameter.
3. Algoritma genetika dapat memberikan solusi untuk pencarian nilai dalam sebuah masalah optimasi.
4. Pencarian solusi mendekati optimal dilakukan dengan melakukan beberapa kali proses iterasi, yaitu evaluasi, seleksi, crossover dan mutasi secara berulang sampai didapatkan solusi yang optimal..
3.2 Saran
Penyusun menyarankan untuk pengembangan makalah selanjutnya agar disertai contoh aplikasi algoritma genetika dalam bahasa pemrograman tertentu untuk mempermudah simulasi serta juga menganalisis dan membandingkan semua algoritma optimasi, bukan hanya algoritma genetika.
REFERENSI
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jdptunikompp-gdl-ihsansani-15663
http://hendrik.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/23066/algoritma-genetika.pdf
http://budi.blog.undip.ac.id/files/2009/06/algoritma_genetika.pdf
http://lecturer.eepis-its.edu/~entin/Kecerdasan%Buatan/Buku/Bab%207%20Algoritma%20Genetika.pdf
Komentar
Posting Komentar